Berita mengenai terjadinya ledakan yang menyebabkan rusaknya instalasi PLTA di Rusia sudah saya postingkan beberapa waktu yang lalu. Kejadian yang menewaskan setidaknya 75 orang itu cukup membuat pengelola PLTA di Indonesia prihatin dan setidaknya perlu untuk dilakukan sharing mengenai kejadian tersebut. Beberapa saat lalu 2 orang teman saya akhirnya juga membahas dan mempresentasikan materi mengenai investigasi yang telah dilaksanakan pihak Rusia mengenai insiden tersebut, tentunya dengan ditambahkan beberapa pemikiran dari teman-teman sendiri, kemungkinan-kemungkinan penyebab kejadian mengerikan tersebut sekaligus sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi insiden serupa di Indonesia. Dari presentasi yang dihimpun dari berbagai sumber tersebut menunjukkan bahwa PLTA Sayano–Shushenskaya hydroelectric power station merupakan PLTA terbesar di Rusia dan merupakan 6 besar di dunia. Memiliki 10 power plant dengan kapasitas masing-masing 650 MW dengan data teknis sebagai berikut:
Ø Turbine Type : Francis (16 blades)
Ø Rated Power : 650 MW each
Ø Rated Discharge per Unit : 358,5 m³/s
Ø Nominal Speed : 142,86 rpm
Ø Net Head : 194 m
Ø Operation Date : 1978
Ø Runner Weight : 156 ton
Ø Runner Diameter : 6,77 m
Beberapa catatan kejadian sebelum terjadi tragedi besar di pada tanggal 17 Agustus 2009 yakni :
- Gangguan tahun 1979 : Pada 23 Mei 1979, terjadi bocoran air sampai memasuki machine hall dan membanjiri ruang turbine. Turbine kerbali bisa dioperasikan kembali pada 4 Juli 1979.
- Gangguan tahun 1985 : Pada tahun 1985 terjadi bencana banjir yang menghancurkan sekitar 80 % kongkrit pada spillway bottom plate, memutus anchor bolt setebal 2 yan tertanam sekitar 7 meter di dalam bed rock
- Gangguan tahun 1988 : Pada tahun 19988 terjadi lagi bencana banjir yang menghancurkan spillway well.
Dan tragedi pada 17 Agustus 2009, Pembangkit mengalami tragedy tragis, sehingga terjadi banjir pada power house dan ruang turbine samapi terjadi ledakan transformer. Hasil investigai dan penyelamatan, pada 4 September 2009, 73 orang dipastikan meninggal dan 2 orang lagi dilaporkan masih hilang, dengan kemungkinan besar meninggal. Diskusi pun cukup ramai dengan berbagai opini dari peserta yang kebanyakan berlatar belakang teknisi PLTA. Termasuk juga pembahasan faktor resiko terjadinya gempa pada bendungan dan PLTA, karena akhir-akhir ini Indonesia sering terjadi gempa.
Untuk selengkapnya presentasi dan video yang sudah dikemas dalam satu file dapat di unduh disini.
Namun jika terlalu berat downloadnya naskah asli bisa disini
Untuk versi Bahasa Indonesia disini